Juli 05, 2018

Kisah dari Bo’a : Jejak yang Tertinggal


Sabtu, 30 Juni 2018
            Pulang.
Jujur aku begitu sedih meninggalkan tempat yang baru beberapa hari saja aku jajaki. Aku masih ingin berlama-lama disini. Bersama dengan teman-teman bagian lingkungan, dengan Yani, Kak Hendra, Samy dan seluruh masyarakat Bo’a juga seluruh delegasi.

Pagi-pagi sekali kami telah meninggalkan Bo’a untuk menuju bandar udara. Aku bersyukur menjadi salah satu manusia yang berkesempatan memijakkan kaki di pulau Rote, dimana pulau tersebut hanya sebuah gambar di peta yang ingin sekali aku tuju dimasa kecilku. Aku bersyukur, memiliki kesempatan berbaur dengan masyarakatnya. Aku bersyukur, telah merasakan keramahannya. Aku bersyukur dan sangat amat bersyukur saat ini.

Alasanku menulis ini adalah agar aku terus bersyukur dan lebih memahami kehidupan. Aku menulis agar aku mengingat bahwa banyak anak-anak yang harus kita jaga semangatnya belajar. Aku menulis agar lebih banyak lagi orang-orang yang mau merasakan kehidupan yang lebih damai. Dan alasanku menulis ini adalah agar kisah ini terus abadi meskipun suatu hari nanti aku tak sengaja akan melupakan.

Selamat tinggal. Bo’a, aku akan rindu. Nanti setelah hujan datang dan menghapus jejak kami. Sesegera mungkin kami akan kembali kesana untuk meninggalkan kembali jejak yang lebih dalam. Jangan pernah kehilangan hangat dan ramahmu Bo’a.

0

0 komentar :

Posting Komentar