Juni 20, 2020

Surat Cinta

Halo, mungkin ini adalah semacam surat cinta, atau surat berpamitan? Entah deh, pokoknya ini pesan buat seseorang. Tulisanku ini, jangan diberi penilaian sesuai PUEBI ya, jelas bisa dapat nilai C, atau malah lebih rendah.

Hai, apa kabar? Semoga keadaanmu baik. Sudah sangat lama kita tidak bertemu, aku menerka-nerka bagaimana kamu saat ini. Ingatanku tentang kamu masih sama sejak terakhir aku bertemu kamu di 2019. Oh iya, aneh sekali, tiba-tiba ada satu judul lagu yang terputar digawaiku saat memulai menuliskan pesan ini. Ingatanku jadi kembali ke tahun 2017 waktu kamu memetik dawai dan menyanyikan lagu ini bersama teman-teman yang lain.

Aku tidak bisa berkata-kata romantis, aku cuma mau mengatakan ke kamu kalau ada seseorang yang mengagumimu begitu sangat, aku. Dan tentu saja aku bukan satu-satunya, aku hanyalah satu dari sekian banyak. Aku mengetahuimu sejak 2015. Yang aku tau, banyak yang mengelu-elukan keberadaanmu. Meskipun begitu, saat itu aku tetap tak mau tau siapa kamu bahkan mencari tau tentangmu.

Aku lupa tepatnya, hari itu aku sedang fokus mengerjakan sesuatu hingga kerumunan perempuan disekitarku berbisik-bisik kegirangan karna kamu akan melintas dihadapan kami, konsentrasiku buyar dengan pekikan-pekikan dan hari itu aku penasaran dengan paras laki-laki yang akhir-akhir ini sedang jadi buah bibir. Waktu aku melihat kemana semua mata tertuju, astagaa aku semakin keheranan melihat mereka. Apa yang mereka lihat darimu? aku mengernyitkan dahi dan mengedikkan bahu, kembali ke pekerjaanku. Apanya yang tampan? batinku.

Kemudian, mungkin akhir 2015 atau awal 2016 takdir membuatku bertemu kamu kembali, kita belum saling mengenal, dan dimalam itu semakin aku tidak ingin rasanya mengenal kamu. Ada kenangan, dimana yang teringat olehku kamu hanya laki-laki bengal sok keren yang memang merasa si bintang kampus dan harus dihormati, pokoknya dunia harus berputar sesuai yang kamu mau lah, kalau tidak carut marut keluar dari kedua bibir yang ternyata sering kamu gunakan merokok itu.

Yaaa, dan menyebalkannya lagi, walaupun saat itu aku merasa biasa saja sih, mungkin di akhir Agustus kita terlibat dalam satu kegiatan, aku lupa lagi tepatnya kegiatan tersebut kapan berakhir. Tapi dari sana aku mengetahui sisi lainmu. Semua egoku yang mengatakan kamu tidak sopan dan hanya bocah bengal yang kemarin-kemarin cuman lewat dihidupku sirna, saat suatu sore diselasar kampus kamu menyapaku dengan senyum hangat dan suara yang senang padahal kita semua sedang dalam keadaan yang lelah. Dan, hari itu aku melepaskan kekakuan yang selalu aku tampilkan, setidaknya bagiku sendiri ke kamu. Ya pokoknya hari itu hari pertama kita saling sapa padahal sudah berhari-hari kita dalam satu kegiatan itu.

Kemudian, di akhir 2016 aku kembali melihat sesuatu yang lain yang ada dikamu. Pemikiranmu itu dan keberanianmu. Tidak tau, aku selalu kagum dengan pemikiran-pemikiran baik dan bijak dari orang-orang, pemikiran jujur yang dilontarkan secara berani meski ia sedang berada didalam keadaan yang dipenuhi tekanan.

Semenjak mengetahui sisi lain dari dirimu, rasa-rasanya aku sering berdebat dengan diriku sendiri. Pertarungan paling hebat ada di satu malam waktu tatap kita tak henti-hentinya saling bertumbukan. Menimbulkan banyak sekali tanda tanya, malam itu kepalaku juga hatiku riuh sekali. Dan, tak lama sejak saat itu, dibawah riuh tetes air yang sedang ramai-ramainya turun dari langit, aku mengakui, aku mulai sering merinduimu. Waktu itu aku mulai menafsirkan apa-apa yang aku rasakan sembari mengamatimu dari kejauhan, yang sebetulnya ga jauh-jauh amat sih. Yah yang pasti aku sedang asik hujan-hujanan dan kamu sedang berteduh malam itu.

Setelah hari itu, semua mengalir begitu saja. Ada cerita yang Diberikan Tuhan hingga kita bisa lebih dekat dari sebelumnya. Aku mulai mengenal lebih dekat bagaimana kamu, walaupun sampai detik ini aku tidak pernah mengungkapkannya ke kamu, tapi ini aku sedang mengungkapkan, ding hehe. Entah bagaimana kamu, dulu-dulu itu aku tidak tau apakah kamu mengetahui atau tidak. Banyak yang menerka-nerka dan desas-desus kalau ada yang spesial di antara kita, padahal semua rasa ada padaku saja. Aku menyimpan rapi walaupun ya ada satu dua sahabatku yang tau jika degup ini buat kamu. Dan semoga saja aku orang pertama yang menyampaikan kepada kamu bahwa aku pernah mendegupkan dengan sangat namamu didalam hari-hariku, bahwa aku pernah sebegitu pedulinya kepada kamu.

Aku hari ini mulai merindukan masa-masa disaat kita bersama. Aku rindu berboncengan menyusuri Yogyakarta dengan kamu. Aku rindu bercanda dengan kamu dan kawan-kawan yang lain. Aku suka kalau kamu kelepasan memanggilku dengan kata ‘kamu’, wah udah kaya orang Jakarta nih gue, padahal biasa saja di Yogyakarta memanggil ‘aku-kamukan hahahaha. Aku rindu waktu kamu semakin menggodaku ketika aku sedang sebal-sebalnya dengan kamu. Aku juga rindu setiap kali rupanya kamu peduli dengan aku yang sungguh tidak ada apa-apanya ini. Rasanya ingin terus mengucap syukur dan berterimakasih kepada kamu, karna kamu dapat menenangkan aku yang sering kacau balau. Wah aku sangat rindu sekali saat-saat itu.

Kau tau, sekarang When You Love Someone milik Endah N Resha yang giliran terputar di gawaiku. Apakah bersama dengan pesan ini aku sudah cukup berani untuk menyatakannya kepadamu? Hahaha. Tapi saat ini aku sudah tidak terlalu menginginkan aku denganmu bersama lagi, terlebih kalau-kalau nih kamu mau bersamaku cuman karna kasian sama aku yang sudah lama sekali mengagumi kamu, wah PD banget ya taunya kamu malah ilfeel padaku sejak membaca paragraf pertama pesan ini hahahaha.

Begini, perasaan ini aku empunya, biarkan aku yang menanggung segala resikonya. Semoga kamu tidak berkeberatan jika kita masih berteman seperti biasa setelah kamu membaca pesan ini. Aku tau dari banyak orang, bahwa kamu menyukai seseorang yang tentu saja bukan aku. Sangat tidak apa-apa, iyalah, sama seperti perasaanku ini, perasaanmu adalah hak juga anugerah dari-Nya buat kamu. Tak terencana dan tak tertampik. Aku tidak akan memaksa tentu saja.

Aku tau, ini hanya sebuah fase panjang dimana aku harus mulai melepaskan harapan-harapan yang pernah tumbuh. Adanya kamu dan semua perasaan yang pernah hadir, aku juga tau itu menyimpan banyak alasan dari-Nya yang kali ini sedang aku cari-cari apakah itu. Oiya, cuma mau memberi kabar, aku kini sedang mengusahakan semua impian-impianku. Semoga kamu juga lekas menggapai segala target dan tujuan hidupmu ya. Sudah segitu saja. Seperti biasa, aku doakan semoga kamu sehat terus, dan bahagia datangnya lebih banyak dihidupmu. Jangan lupa beristirahat jika dirasa sudah begitu lelah, kamu juga butuh ‘bernafas’ dan senang.

Salam dari aku,

(yang suka mengaku-ngaku sebagai) Samudra.


0